Senin, 20 April 2015

Mati


Mati ………?
Apakah Mati itu
Ketika nafas terhenti
Ketika tubuh tak lagi bergerak
Bila nyawa sudah berpisah dengan raganya
Mungkin itulah mati

Tapi haruskah ditakuti
Mati adalah hal yang pasti dilalui
Oleh setiap makhluk di dunia ini
Lalu kenapa harus ditakuti?!!!

Satu hal yang lebih patut untuk ditakuti
Yaitu kuburan..........

Apakah saat kita Mati
Raga kita yang hina dan penuh dosa ini
Masih di terima oleh bumi
Walau hanya sebuah kuburan kecil
Yang sunyi dan tersembunyi

Ataukah Bumipun Malu menyembunyikan Jasad ini.........


Senin, 17 Maret 2014

BABI HUTAN



Ada Seorang Ayah dari Kampung Terpencil datang Ke Kota Manado bersama anaknya yang sangat cerewet.
Setiba di Kota  Mereka Naik angkot menuju Pusat Kota untuk berbelanja dan duduk dikursi belakang.
Oh iya bapak dan anaknya ini memiliki postur kulit hitam, rambut keriting, hidung pesek, tubuh berotot yang menandakan pekerja keras di kampungnya dan ini adalah kali pertama anaknya turun ke Kota.

Beberapa Saat Setelah mereka naik angkot naik pula seorang lainnya yang berpostur bule', kulit putih dengan bintik kemerahan, mata biru, hidung mancung dengan rambut berwarna pirang. 

Melihat orang yang sangat berbeda secara fisik dengan orang pada umumnya sang anak bertanya pada ayahnya: 
anak : ayah, itu orang atau apa kok dia lain dari kita ?
ayah : (berpikir sejenak akan pertanyaan polos anaknya dan ia tersadar bahwa anaknya baru kali ini melihat melihat bule') Dan dengan enteng dia menjawab oohhh ......  itu namanya babi bule'

anak : ohhh .......

kemudian secara spontan sang anak bertepuk tangan sambil bernyanyi dan terus mengulang kata "babi bule', babi bule', babi bule' ....
Dalam hati si ayah berpikir orang inikan bule' pasti tidak tahu berbahasa indonesia hingga si ayahpun turut bernyanyi babi bule' babi bule', babi bule' ....... dst ....

Tidak lama kemudian Sang bule' Turun duluan  dan bertanya ke sopir :
Bule'  : berapa bang ?
Sopir :  menjawab 5000 pak per orang.
Bule'  : Oh... kemudian memberikan uang sejumlah 15.000
Sopir : loh kok bayarnya 15.000 pak
Bule'  : Oh iya, saya bayarkan sekalian 2 babi babi hutan yang duduk di belakang (sambil menunjuk kearah  
           ayah dan anak yang duduk dibelakang) kemudian sang bule' berlalu dengan senyum senyum ......

Sabtu, 16 Februari 2013

Tukang Becak Baru

"Tukang Becak Baru"








Dimakassar becak merupakan salah satu kendaraan umum tradisional yang masih bayak dijumpai dan masih banyak pula peminatnya karena disamping lebih murah dari pada angkutan umum lainnya seperti Angkot dan taksi becak punya kelebihan tersendiri yaitu bisa mengantarkan penumpangnya walau keluar masuk gang sempit sekalipun.
Hal ini juga yang menjadikan Mas Jono hijrah dari tanah Jawa ke Tanah Sulawasi Kota Makassar. 
Sampai di Kota Makassar Mas Jono memutuskan menjadi Tukang Becak karena tidak memerlukan skil khusus. Minggu pagi yang cerah Mas Jono mengayuh becaknya dari Kontrakannya menuju tempat mangkal yang dianggapnya strategis.
Benar saja tidak lama menunggu seorang Pemuda memanggilnya. "Wah dapat penumpang perdana nih lagi mujur gua kata Mas Jono dalam hati"

Penumpang : Pak Antar ke jalan Malangkeri IV Lorong Bunga Gang II Kata cewek penumpangnya.
Mas Jono    : Aduh maaf saya Tukang becak baru gak tahu jalannya, bisa bapak pandu tunjukkan jalannya
Penumpang : Oh..... Oke kalo begitu. Jalan Lurus aja ada persimpangan belok kanan. nanti saya tunjukkan jalan selanjutnya.
Mas Jono    : Terima Kasih Pak

Ditengah perjalanan Mas Jono mengingat-ingat jalan yang dilaluinya belok kiri, kanan , lurus masuk lorong keluar lorong, lewati pekuburan, masuk gang kecil dan seterusnya. Mas jono sudah gelisah "waduh saya udah gak ingat jalan nih katanya dalam hati"

Setelah sampai Penumpang memberi Uang Rp. 20.000 kepada Mas Jono sebagai pembayaran. Wajah Mas Jono berubah Pucat dan seperti orang sakit. Penumpangnya pun heran dan menanyakan apakah uangnya kurang, tapi biasanya saya cuma bayar segitu katanya.
Bukan pak, jawab Mas Jono. Lalu Ia mengeluarkan uang sebesar Rp. 50.000 dan menyerahkannya kepada penumpangnya. Spontan Penumpang itu kaget dan menanyakan kepada Mas Jono maksudnya apa malah memberinya uang . Dan Mas Jono pun menjawab: Saya bayar bapak 50.000 rupiah untuk antar saya pulang pak, saya gak tau jalan pulang. ..................... wkwkwkwk.

"JEMBATAN SIRATAL MUSTAKIM PUTUS"

"JEMBATAN SIRATAL MUSTAKIM PUTUS"



Dikisahkan suatu masa Jembatan Siratal Mustakim Putus dan Malaikat Jibril diperintahkan mengerahkan Penduduk Sorga dan Penduduk Neraka untuk membagun kembali jembatan Sirath yang putus.
Masing-masing baik penduduk Surga dan Neraka membangun Setengahnya. Ketika pembangunan tengah dimulai Malaikat Jibril berdiskusi dengan Beberapa Malaikat yang lainnya dan meramalkan bahwa penduduk Sorga akan lebih dahulu menyelesaikan pekerjaannya. Mereka berasumsi demikian karena penduduk Sorga adalah orang-orang Pilihan yang rajin dan ulet sedangkan penduduk neraka adalah orang-orang pemalas yang gemar mabuk-mabukan dan tidak becus dalam bekerja.
Setelah menunggu beberapa lama Malaikat yang ditugaskan mengawasi pembangunan jembatan Sirath melapor kepada Malaikat Jibril bahwa Penduduk Neraka telah menyelesaikan Pembangunan Setengah Jembatan Sirath mendahului pekerjaan Penduduk Sorga. Malaikat Jibril keheranan mengapa bisa demikian sehingga Ia pun pergi melihat sendiri apa sebenarnya yang sedang terjadi. 
Setelah melihat fakta yang terjadi ternyata benar bahwa penduduk neraka lebih dahulu menyelesaikan tugasnya.
Malaikat Jibrilpun penasaran mengapa bisa demikian sehingga melakukan Infestigasi. Ia pergi memantau para penduduk Neraka yang melaksanakan Pembangunan Jembatan Sirath. 
Betapa terkejutnya Malaikat Jibril setelah mengetahui bahwa Tim pembangunan dari penduduk neraka terdiri dari Para Konsultan Perencana, konsultan Pengawas, Kontraktor, Orang-orang dinas Pekerjaan Umum, Kepala Dinas bahkan hingga Anggota DPR.
Karena begitu terkejutnya Malaikat Jibrilpun melakukan Survey Tim Penduduk Sorga yang begitu lambat melaksanakan Tugasnya. Dan setelah peninjauan maka diketahuilah oleh Malaikat Jibril bahwa Tim Pelaksana Pembangunan dari Penduduk Sorga dari Para Kiai dan Uztad dan anak-anak pesantren.
Malaikat Jibrilpun menggeleng dan bergumam dalam hati : "Pantas, Pantas .......... pantas"

(Cerita ini hanya cerita dongeng Humor belaka ...........hehehe)

Jumat, 02 November 2012

Tau Sakkulu'

Tau Sakkulu'





Ada dua orang ibu-ibu asal Makassar datang Ke Jakarta. Waktu itu Transportasi Trans Jakarta/busway lagi hot-hotnya banyak orang yang ingin mencoba layanan transportasi yang baru tersebut termasuk kedua ibu ini. Setelah mengikuti antrian yang melelahkan  maka tibalah kesempatan mereka untuk menjajaki gimana rasanya naik bus way dengan cekatan kedua ibu itu mencari tempat duduk yang masih kosong. Dan ternyata mereka cukup beruntung mendapatkan tempat duduk.
Karena penumpang yang cukup banyak maka sebagian penumpang berdiri bergelantungan dan tepat di depan kedua ibu ini, berdiri seorang bapak-bapak dengan potongan gaya yang sederhana malah bisa dibilang kumal seperti potongan tukang yang tidak mandi beberapa hari. Sehingga membuat kedua ibu ini risih oleh bau badan dan penampilannya maka kedua ibu inipun mengomentarinya sembari mengomel:

Ibu 1: dededeh ....... a' rasana mamo anne bapak ka dallekang....
Ibu 2: Iyo, sakkulu'na mamo ... bara tena na je'ne lima ngallo
Ibu 1: Nampa gayana poeng, kamma mami pajama batu, na pajama batua lagi tena nasakkulu kamma, tapi
anne, .......... adedede........ kamma mami tarasi bari....
Ibu 2: Tojengi bu ki kanayya, sakkuluna tojeng.....

Selang beberapa lama kemudian bapak tersebut turun di terminal Bus way berikutnya. Ketika hendak turun ia permisi kepada kedua ibu itu: " Tabe' bu dii' "
Spontan ke dua Ibu itu Kaget dan serempak berkata : " Tau Mangkasara tongki Pak? "
Bapak tersebut menjawab: " Iye, teai ..... Tau Sakkulu' Ja Katte " sambil senyum kecut dan berlalu.

Kamis, 04 Oktober 2012

Gus Dur Doi Besar

Suatu kesempatan, Gus Dur bercerita.
“Saya diundang ceramah untuk acara halal bi halal di sebuah universitas terkenal di Jakarta,” Gus Dur mulai bercerita.
“Saya datang ke lokasi terlambat, karena macet,” lanjut Gus Dur.
“Pas saya datang, sang rektor universitas sedang sambutan. Di tengah sambutan, sang rektor memberi ucapan selamat datang pada saya.”
“Hadirin, Bapak-bapak, Ibu-ibu, Mahasiswa-mahasiswi, dan para tamu undangan semuanya, mari kita sambut kedatangan KH Abdurhman Wahid atau Gus Dur, Sang Doi Besar dari Nahdlatul Ulama, dengan berdiri,” cerita Gus Dur menirukan sang rektor.
Ketika sang rektor dan Gus Dur duduk berdampingan di kursi depan, sang rektor bertanya:
“Pak Gus Dur,tadi kok ketika saya sambut, Anda tersenyum-senyum sendiri?” tanya rektor penasaran.
“Hehehe.. Pak Rektor, yang benar itu dai, bukan doi,” jawab Gus Dur sambil senyum-senyum.
“Oooh.. Maaf Pak Gus Dur, saya lupa,” kata sang rektor tersipu-sipu.
“Ah, ndak apa-apa, Pak. Kan doi dan dai sama-sama pujaan hati?” kata Gus Dur. Keduanya lalu tertawa terbahak-bahak.

 (Sumber: nu.or.id / Hamzah Sahal)

Masa Ngomong Aja Nggak Boleh?


Nyeleneh, kontroversi, ceplas-ceplos, humoris, cerdas dan seakan tak pernah kehabisan akal. Begitulah beberapa karakter yang melekat pada diri KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.

Cucu Pendiri Nahdlatul Ulama (NU) Hadratus Syeikh KH Hasyim Asy’ari itu pun pernah menjadi Presiden RI ke-4, meski kemudian dilengserkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sebelum masa jabatannya berakhir.


Saat menjadi presiden, sikap kontroversinya pun kerap menuai protes dari banyak kalangan. Tak hanya oleh lawan politiknya, keluarga Gus Dur sendiri tak jarang berbeda pendapat terkait sikapnya yang seolah tak mau kompromi.

“Waktu jadi presiden, saya pernah bilang pada Gus Dur, ‘Sampean itu jangan sering-sering membuat pernyataan yang kontroversi, yang membingungkan masyarakat’,” kata Lily Khadijah Wahid—adik kandung Gus Dur.

Tanpa pikir panjang, Gus Dur menjawab, “Saya ini udah nggak bisa ngeliat (melihat). Masa ngomong aja nggak boleh?”

(sumber: nu.or.id)